Fisiologi Olahraga atau Ilmu Faal Olahraga merupakan suatu proses
perpaduan antara ilmu dasar kehidupan manusia dengan bentuk terapannya
dalam apa yang dikenal sebagai olahraga.
PENDAHULUAN
Ilmu
dasar kehidupan manusia yang dimaksud di sini adalah Fisiologi atau Ilmu
Faal, yaitu cabang Biologi yang mempelajari fungsi kerja alat-alat tubuh
dalam kondisi normal dan proses-proses yang dilakukan oleh tubuh dalam upaya
mempertahankan kondisi internal tubuh yang dinamis namun tetap dalam kisaran
normal (homeostasis). Ilustrasi di samping menunjukkan sistem-sistem organ di
dalam tubuh manusia.
Sementara itu, yang dimaksud dengan olahraga
adalah salah satu perwujudan dari kegiatan fisik manusia yang oleh umum dikenal
sebagai “kerja”. Jadi, olahraga dalam hal ini tidak hanya kegiatan yang
khusus untuk tujuan ber-olahraga, seperti atletik (lari, lempar, lompat, dan
tolak), senam, olahraga permainan, olahraga beladiri, latihan beban, dll. akan
tetapi merupakan aktivitas fisik yang sering dilakukan sehari-hari, misalnya:
berjalan, berlari, mendaki, mengangkat, dll. Pada kerja itu, adanya
keseimbangan di dalam maupun di antara segi-segi biologi, kimia, fisika, dan
mental/psikis, merupakan prasyarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi,
sehingga dituntut adanya pengetahuan yang sepadan untuk hal-hal tersebut.
Kesemuanya itu bertujuan untuk dapat
memberikan pegangan dan acuan yang tepat dan terarah dalam upaya mendapatkan kondisi
sehat yang dikenal sebagai keadaan yang secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi keadaan dan keberadaan fisik tubuh sebagai tempat
bersemayamnya jiwa, seperti yang diungkapkan oleh pepatah bahwa di dalam tubuh
yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula atau “Mens Sana in Corpore Sano“.
SEHAT DAN KESEHATAN
Sehat adalah nikmat karunia Allah
yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan. Nikmatnya makan, minum,
tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja, dan berpikir, akan berkurang atau
bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Demikianlah, memang kita
harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara
dan bahkan membina dan meningkatkannya melalui berbagai upaya, di antaranya,
yang terpenting, termurah, dan fisiologis, adalah melalui olahraga.
Bahasan mengenai kesehatan adalah
bahasan tentang segala permasalahan mengenai faktor manusia yang secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas sehat seseorang.
Kesehatan merupakan dasar yang sangat diperlukan bagi keberhasilan melaksanakan
pekerjaan. Oleh karena itu perlu ada pembinaan dan pemeliharaan kesehatan,
baik meliputi pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jasmani, rohani, maupun
mental yang merupakan sehat paripurna sesuai dengan konsep sehat menurut WHO.
Sehat adalah sejahtera jasmani,
rohani, dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat, ataupun kelemahan.
— WHO
— WHO
DERAJAT SEHAT
Keadaan sehat sebagaimana yang
dikemukakan di atas adalah keadaan sehat yang paripurna dan sempurna, yaitu
sehat yang ideal dan diidam-idamkan. Akan tetapi, adakah orang yang memiliki
keadaan sehat yang demikian? Keadaan sehat yang demikian itu agaknya sulit
dijumpai karena manusia dalam perjalanan hidupnya, sejak kehidupan dalam rahim
hingga usia lanjut, senantiasa dihadapkan pada berbagai macam ancaman bahaya,
baik yang bersifat biologis, kimia, fisika, maupun mental.
Akibat adanya ancaman bahaya
tersebut, maka manusia dapat menderita berbagai macam penyakit, cacat, maupun
kelemahan yang dapat mengenai jasmani, rohani, maupun sosial, baik secara
tersendiri maupun bersama-sama, dengan tingkat/derajat yang berbeda-beda, dari
mulai yang ringan hingga berat. Oleh karena itu, agaknya jarang atau bahkan
mungkin tidak ada manusia yang dapat memenuhi batasan sehat menurut WHO
yang merupakan sehat paripurna dan sempurna tersebut.
Kutub lain dari sehat adalah sakit.
Seberapa sakitnya? Ringan? Parah? Sakit memiliki tingkatan, sehingga
sesungguhnya sehat pun bertingkat-tingkat. Oleh karena itu, adalah lebih masuk
akal untuk menyebut sehat dalam pengertian derajat sehat. Dengan istilah
ini yang dilihat adalah: “seberapa banyak ke-sehat-an seseorang“,
sehingga dengan demikian maka sesungguhnya semua orang memiliki derajat
sehat tertentu. Demikianlah maka derajat sehat adalah sehat
paripurna/sempurna dikurangi oleh tingkat/derajat sakitnya.
Derajat Sehat = Sehat Paripurna/Sempurna
– Derajat Sakit
Namun demikian, pengertian derajat
sehat yang bersumber pada batasan sehat menurut WHO belumlah memberikan
gambaran yang jelas mengenai bagaimana hubungan sebab-akibatnya dengan
olahraga, dan khususnya bagaimana mekanismenya sehingga olahraga dapat
menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani. Untuk itulah diperlukan
tinjauan mengenai sehat dari sudut Ilmu Faal.
Definisi sehat menurut Ilmu Faal
terbatas pada aspek biologis atau jasmaniah, yaitu: normalnya proses-proses
fisiologi, normalnya fungsi alat-alat tubuh, normalnya fungsi tubuh secara
keseluruhan (holistik).
Oleh karena fungsi alat-alat tubuh
manusia dalam hidupnya selalu dalam keadaan silih berganti antara istirahat dan
bergerak, maka derajat sehat yang dikembangkan dan dibahas dalam Ilmu Faal
Olahraga dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam:
- Sehat statis, yaitu normalnya fungsi-fungsi alat-alat tubuh pada saat istirahat/pasif. Terdapat tingkatan dalam hal normalnya fungsi-fungsi alat-alat tubuh, sehingga terdapat istilah derajat sehat statis.
- Sehat dinamis, yaitu normalnya fungsi-fungsi alat-alat tubuh pada saat bergerak/aktif, yaitu saat kerja atau berolahraga. Dalam hal ini pun terdapat tingkatan, tergantung pada ringan/beratnya kerja atau olahraga yang dilakukan, sehingga terdapat istilah derajat sehat dinamis.
Sehat dinamis inilah yang sangat
perlu dibina, dipelihara, dan ditingkatkan terus menerus.
Orang yang sehat dinamis
pasti sehat statis, tetapi orang yang sehat statis belum tentu sehat dinamis.
Olahraga kesehatan pada hakikatnya
meningkatkan derajat sehat dinamis yang merupakan wujud dari kebugaran jasmani.
Dengan berolahraga sesungguhnya adalah melatih alat-alat tubuh agar tetap dapat
berfungsi normal pada waktu bekerja/berolahraga, yang tentunya juga akan normal
pada kondisi istirahat.
Dengan tercapainya kesehatan statis
dan kesehatan dinamis, maka tercapailah kualitas sehat yang diperlukan untuk
berbagai tingkatan produktivitas manusia, berkisar dari keadaan santai (olah
raga untuk kesehatan) hingga ke keadaan pencapaian prestasi tertinggi,
yaitu dalam ajang olahraga prestasi.
KEBUGARAN
Selanjutnya, inheren dengan
pengertian sehat, terdapat apa yang dikenal sebagai kebugaran jasmani (physical
fitness), yaitu derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan
fisik dasar untuk dapat melaksanakan tugasnya. Untuk keberhasilan pelaksanaan
tugas tersebut perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi, yaitu
yang bersifat anatomis (anatomical fitness) dan fisiologis (physiological
fitness), terhadap macam dan intensitas tugas fisik yang harus
dilaksanakan.
Kebugaran jasmani menggambarkan
kerja sama dan interaksi antara alat-alat pelaksana gerak dan alat-alat
kelangsungan gerak yang terwujud dalam kelenturan (flexibility), kekuatan
(power atau strength), dan daya tahan otot (stamina
atau endurance), serta koordinasi otot dalam rangka ketahanan
fisik secara fungsional. Kesemuanya ini memerlukan energi biologis yang
dibentuk dan disalurkan secara aerob dan anaerob, yang sudah barang
tentu menuntut pengenalan dan pengetahuan yang sepadan pula.
Selanjutnya perlu dipahami mengenai
bagaimana hubungan antara kebugaran dan kesehatan dan bagaimana olahraga dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran. Untuk mengetahui tingkat
kebugaran jasmani ini perlu diadakan tes kebugaran jasmani, baik secara
anatomis mapupun fisiologis.
Banyak orang yang
menyangka dirinya sakit, padahal sebenarnya mereka sehat, tubuh mereka
baik-baik saja, hanya tidak bugar.
Pembahasan mengenai kebugaran ini
akan dilanjutkan secara lebih detil pada kesempatan yang lain…
PEMBINAAN KESEHATAN
Usaha pembinaan kesehatan pada
dasarnya hanya terdiri dari 2 (dua) bidang garapan saja, yaitu:
- Pembinaan kesehatan yang ditujukan kepada faktor manusia. Tujuan usaha ini adalah meningkatkan derajat sehat dan produktivitas manusia sebagai tenaga kerja/olahragawan. Pembinaan di sini meliputi usaha-usaha:
- pencegahan (preventif intrinsik), termasuk di dalamnya usaha peningkatan (promotif)
- penyembuhan (kuratif), termasuk di dalamnya usaha pemulihan (rehabilitasi)
- Pembinaan kesehatan yang ditujukan kepada faktor lingkungan. Umumnya termasuk sebagian dari usaha preventif yang bersifat ekstrinsik. Tujuan usaha ini adalah menciptakan lingkungan hidup/kerja yang sehat dan menyehatkan.
Dapat dirangkum bahwa tujuan dari
semua usaha pembinaan kesehatan ini adalah menciptakan manusia yang bukan saja
sehat, namun juga produktif, yaitu dapat menjamin kehidupannya sendiri,
keluarganya, masyarakatnya, bangsa, serta negaranya, dan bukannya menjadi beban
tanggungan bagi mereka.
Dengan adanya Ilmu Fisiologi
Olahraga ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan, baik
secara ilmiah maupun dalam hal penerapan dan teknisnya. Di samping itu juga
bermanfaat dalam hal pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga pada
khususnya, dan kesehatan serta kebugaran jasmani pada umumnya. Serta dapat
menyumbangkan sesuatu demi tercapainya manusia Indonesia seutuhnya, dalam
artian fisik, mental, dan spiritual (sesuai dengan pernyataan yang dituliskan
oleh WHO mengenai sehat dan kesehatan) untuk mendukung pembangunan Nusa dan
Bangsa di masa-masa yang akan datang.
Seperti dinyatakan oleh WHO bahwa
selain kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan sosial juga penting. Baca tentang
Kesehatan Rohani atau
Kesehatan Jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar